PASSION, HOBI, ORGANISASI

Hai, namaku desi dwi, aku anak ke 2 dari dua bersaudara, iya aku anak bungsu. Lahir menjadi anak bungsu, ada seneng dan susahnya. Senengnya ya karena banyak yang ngemong, susahnya kayak sekarang, disaat anak pertama udah menikah, aku sendiri yang sebatang kara alias jomblo ga punya pasangan. Kalau saat pergi bareng, makan misalnya, ya yang diperhatiin tentu pasangannya dulu dong. Ibu pasangannya sama bapak, kakakku pasangannya sama suaminya, aku? Sama gadget kalik.

Sekarang umurku 22 tahun, yaa dua bulan lagi 23 tahun si. Tua ngga si? Belum kan hehe. Aku masih kuliah, di fkg ub. Dari dulu kalo ditanya cita2ku apa, ya jawabnya dokter, eh gataunya kuliahnya jadi dokter beneran, emang kata-kata adalah doa bro wkwk walaupun gatau pasti sebenernya passionku disini atau bukan. Selayaknya anak kecil yang di didik oleh orang tua yang tergolong era zaman dahulu, yang masih berfikir profesi yang baik untuk anaknya adalah dokter, polisi, guru, pilot, dan pekerjaan lainnya yang disangka pasti / tetap. Dan tidak dipungkiri, sepertinya orang tuaku juga berharap kelak aku jadi pns.

Bicara tentang passion, katanya bekerja lah sesuai passion km, tapi masalahnya adalah kalau sampe sekarang gatau passionnya apa, terus bekerja apa dong. Yaps, itu adalah salah satu alasanku milih profesi kedokteran gigi saat ini, aku gatau passionku apa sampe saat ini, saat dimana udh jadi sarjana kedokteran gigi coy, masi gatau juga apakah profesi ini tepat untukku. Dulu waktu SMA wawasanku sebatas bidang kesehatan aja. Karena apa? Aku dilahirkan oleh ibuku yang menekuni bidang kesehatan tepatnya sama sepertiku yaitu kedokteran gigi. Ya kalau ditanya gimana caranya melalui bidang yang belum aku yakini sepenuhnya selama  menjalani 4 tahun kuliah, tepatnya 3,5 tahun pre-klinik dan 0,5 tahun klinik rasa pandemi gini, aku cuma bisa jawab aku adalah orang yang cukup cepat beradaptasi dan kalau bahasa jawa nya mungkin nrimoan HAHA. Walau diawal emang sempet keteteran dengan pelajarannya, tapi pelan tapi pasti aku mulai bisa mengikuti, yaa walau masih merasa kalau belajar bidang ini adalah kewajibanku bukan semata-mata karena keinginanku.

Dulu pikiranku simple banget, di dunia ini aku cuma mau bahagiain orang tua, that’s it. Jadi semua pilihanku khususnya tentang dunia persekolahan ini, mulai dari tk, sd, smp, sma, bahkan kuliah, semua karena orang tua. Saat aku tau pilihanku bisa membuat bahagia orang tua, maka ya aku juga ngerasa lega dan bahagia. Namun, semakin bertambahnya usiaku, semakin banyak opini yang aku dapat dari orang lain khususnya influencer2 diluar sana, aku mulai berpikir apakah pilihanku ini tepat, apakah aku bahagia dengan pilihan ini, dan apakah ada masa depan yang indah disana? Tapiii, akupun juga gatau, selain profesi ini aku mau jadi apa. Yang aku tau, aku happy ketika aku menari, ya itu hobiku, tapi apakah hanya sebatas hobi? Apakah menari bisa dijadikan profesi? Sepertinya bisa, tapi tidak menurut keluargaku, maka aku kubur dalam-dalam keinginan untuk menari itu lagi.

Selain menari, aktivitas yang aku ketahui yang bisa bikin aku happy adalah berorganisasi, merancang event, melakukan survei untuk sebuah event, dan semua yang berhubungan dengan kerja sama tim. Dari smp aku dilatih menjadi seorang pemimpin, dimulai dari pemimpin regu pramuka yang  cuma memimpin 9 anggota, awalnya si cuma sebatas memimpin di lingkup sekolah, tapi engga disangka reguku ditunjuk untuk maju lomba tahap pertahap dari kecamatan sampai nasional dalam kurun waktu 2 tahun, coba deh bayangin anak umur 13/14 tahun memimpin lomba jangka panjang yang menurutku cukup berat karena disitu aku dituntut untuk tetap bisa mengendalikan emosi 7 orang anggota dan emosiku sendiri yang masih labil dan pastinya memiliki sifat berbeda-beda dibawah tekanan. Ya kalau aku gagal, aku mempertaruhkan nama sekolah, kabupaten, provinsi. Disitulah aku mulai menemukan banyak pengalaman dan teman tentunya yang mempengaruhi karakter seorang desi tumbuh.

Tidak hanya pengalaman pramuka smp, masih banyak pengalaman lainnya seperti saat menjadi pengurus osis di smp lalu lanjut pula pramuka dan osis di sma. Dan pada akhirnya, di saat kuliah aku merasa sudah bosan berorganisasi, dan bisa dibilang termasuk mahasiswa kupu2 (kuliah pulang kuliah pulang). Disinilah aku sebenarnya merasa hampa, dan ternyata aku sadar pikiran sebelumnya yang berkata aku bosan berorganisasi adalah salah, aku hanya tidak ingin kuliahku yang sangat padat itu terbengkalai karena organisasi. Alhasil, aku hanya bisa berdecak kagum pada teman-temanku yang berhasil sukses melalui padatnya jadwal kuliah dibarengi dengan organisasi. Dan sejujurnya nih, aku suka stalking dengan pertemanan mereka di organisasi tersebut, aku tau asiknya bertukar pendapat dan bertukar pengalaman dengan sesama anggota organisasi itu dan aku pernah merasakannya dulu. Aku rasa orang yang bener-bener tau tentang organisasi itu asik diajak ngobrol dan rata-rata mereka orangnya open minded, engga kolot, dan mau menerima kritik. Itu yang aku tau dulu, gatau kalo sekarang berubah hehe 😁

Comments

Popular posts from this blog

UBAH INSECURE MENJADI BERSYUKUR

PEREMPUAN

TEMAN MAIN, TEMAN BELAJAR, TEMAN HIDUP